Ada pertanyaan besar yang berkembang di masyarakat mengenai penusukan Menko Polhukam, Wiranto di Pandeglang, Banten oleh dua pelaku yang disebut jaringan JAD Bekasi. Hal itu berkenaan dengan klaim Badan Intelijen Negara (BIN) yang telah mengendus pelaku sejak tiga bulan lalu.
Kejanggalan ini juga dirasakan oleh mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin dalam merespons musibah yang dialami Wiranto.
“Pikiran awam saya bertanya, mengapa justru bisa kebobolan?” tanya Din Syamsuddin dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Jumat (11/10).
Baginya, jika benar intelijen dan aparat keamanan kebobolan, maka akan timbul kekhawatiran lebih besar di kalangan masyarakat dari segi keamanan negara.
“Suasana ini tidak positif karena menunjukkan bahwa negara sesungguhnya tidak aman, dan negara akan dianggap gagal mengemban amanat Konstitusi, yakni melindungi rakyat warga negara,” paparnya.
Oleh karenanya, ia meminta kepada aparat berwenang untuk mengusut kasus tersebut secara tuntas. Kasus tersebut juga diminta diproses melalui penegakan hukum yang transparan, imparsial, dan berkeadilan.
“Jika tidak, maka masing-masing pihak akan mengemukakan versi dan interpretasinya dengan ‘bukti-bukti’ sebagai disinformasia (penyesatan informasi) terhadap pihak lain. Suasana demikian akan menimbulkan sikap saling tidak percaya satu sama lain,” demikian Din Syamsuddin.