Koresponden Koranmerah ( Jumat, 25/05)
Gerakan Indonesia Membaca bekerjasama dengan UNU NTB menyelenggarakan Bedah Buku/Novel karangan Abidah Elhalieqy.Kegiatan ini bertempat di aula UNU NTB, Kamis (24/5)
Baiq mulianahS.PdI, M.Pd( Rektor UNU NTB) menyambut baik terselenggaranya kegiatan ini, mengingat maraknya aksi terorisme yang terjadi selama ini.
BACA JUGA ; Urus orang gila, RSJ Mutiara Sukma Siap Naik Kelas
Rektor Universitas Bq Mulianah, S.PDi, M.Pd berharap dengan terselenggaranya kegiatan ini dapat menjadi salah satu upaya dalam menangkal faham radikalisme yang dapat menghancurkan Negara ini. Isi dari Novel ini selaras dengan apa yang diperjuangkan oleh Nahdlatul Ulama selama ini, sesuai dengan prinsip Mabadi khairu Ummah yakni Prinsip, assidqu ( kejujuran, transparansi, akuntabilitas), tasmmuh (toleransi), tawazzun (keseimbangan) dan ‘adalah (keadilan).
Narasumber Kegiatan ini adalah Prof.Dr.TGH. Masnun, MA, (Rais Suriah PWNU/WR III UIN Mataram), Bapak Kombes Pol. Drs. Tajudin, MH (Wakapolda NTB) dan Narasumber utama adalah Abidah Elhalieqy (Penulis Novel Akulah istri Teroris)
Kegiatan yang dihadiri ratusan peserta dari kalangan mahasiswa dan Masyarakat Umum ini berlangsung menarik lantaran gaya pembicara utamanya, Abid alhaky sangat luwes saat menguraikan isi buku.
Diawal pemaparan penulis , Abidah Elhalieqy menceritakan proses produksi Novel ini, ia menceritakan saat pertama kali ditunjuk oleh Kapolri untuk memberikan pemahaman yang benar mengenai konsep jihad kepada kelompok masyarakat yang terindikasi memiliki pemahaman radikal, ia juga menuturkan saat pertama kali melakukan wawancara dengan para istri terduga teroris di kampung janda yang berjarak sekitarnya 6 km dari kota Poso.
Selanjutnya Abidah Elhalieqy mengatakan Kenapa dirinya yang ditunjuk untuk menulis novel, karena ialah yang dianggap tepat dilihat dari sisi, pemahaman agama, pengalaman dalam dunia sastra dan juga dari perspektif gender. media yang tepat adalah menggunakan novel.
” Novel ini bersifat Fiksi ilmiah karena bersumber dari fakta empiris yang terjadi di Indonesia,” ungkapnya .
Wakapolda, NTB, Kombes Pol Drs Tajudin MH mengungkapkan secara sederhana bagaimana konsep teror yang sebenarnya. Teror merupakan tindakan yang dilakukan untuk menakut-nakuti orang lain.
“Ciri seseorang yang dapat berbuat radikal dan terror salah satunya adalah suka menyendiri atau menjauh dari pergaulan sosial. Namun yang patut disayangkan adalah, labelisasi teroris nyaris selalu dilekatkan pada agama tertentu, yang ini tentu saja tidak fair,” kata Wakapolda NTB
