Badan Karantina Kementerian Pertanian (Barantan) awasi penyebaran daging celeng
Editorial Koranmerah [Jumat,4/1]
Dalam diskusi yang digelar Badan Karantina Kementerian Pertanian (Barantan) diputarkan video pemusnahan daging celeng yang mencapai ratusan ton yang beredar di sejumlah wilayah, termasuk Jakarta.
Acara diskusi publik tersebut bertajuk “Barantan Terus Kembangkan Instrumen Pengawasan Pangan ASUH” di Gedung Kementan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (4/1). ASUH adalah Aman Sehat Utuh dan Halal.
Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Barantan, Agus Sunanto menyatakan bahwa peredaran daging celeng di sejumlah daerah termasuk di DKI masih menyisakan sejumlah masalah.
“Jadi, kilas panjang daging celeng ini sebetulnya di Sumatera. Bengkulu, Jambi dan Palembang, ini menjadi masalah masyarakat di sana karena dia menjadi hama terhadap tanaman apa saja itu bisa disebabkan oleh celeng ini,” ungkapnya.
Untuk itu, kata Agus, pihaknya mengaku telah melakukan upaya pengawasan peredaran pangan dengan memusatkan produsen untuk peredaran daging celeng.
“Kita tetapkan 1 produsen di Bengkulu, kita buatkan SK dari Barantan, karena dia tidak asal menerima dari luar. Alasannya, lokasi provinsinya juga bagus dan selalu diawasi oleh dinas,” kata Agus.
Meski demikian, pihaknya mengakui belum semua dipusatkan menyesuaikan konsumen terbanyak di daerah tersebut.
“Nah ini baru satu, yang Palembang belum ada, yang lain belum ada,” ujar Agus.
Tidak hanya itu, kata Agus, pihaknya mengaku telah menerapkan sistem keamanan berbasis digital untuk melakukan pengawasan distribusi daging celeng.
“Metode pengawasan kita dengan tracker yaitu kita dengan memasang GPS pada alat pengangkut. Dari Bengkulu kemudian menyebrang ke Jawa dari Lampung terus ke Cilegon dan terakhir segel dibuka di tempat tujuan,” paparnya.
“Apabila pengangkut menyimpang akan terlacak melalui GPS tersebut,” imbuhnya.
Turut hadir dalam diskusi tersebut, Nopiyeni (Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Hewan Prov Bengkulu), Arifin Tasriff (Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Barantan), Indah Sofianti (Eksportir Jeruk Purut tujuan Perancis), Hendro Juwono (Asosiasi Eksportir dan Importir Buah dan Sayuran Indonesia). [rus/Rmol]