Bale Kembang Taman Mayure Mataram yang ambruk [sabtu/14/12]
Koresponden Koranmerah [Minggu, 15/12]
Sebanyak 28 rumah rusak akibat hujan es dan angin puting beliung pada Jumat siang (13/12/2019) menimpa empat dusun di Desa Montong Gamang Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah. Hujan es disertai angin puting beliung membuat warga mengalami kepanikan dan berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri bersama keluarga.
Hal itu disampaikan Komandan Kodim 1620/Loteng berdasarkan laporan Danramil 1620-03/Kopang Kapten Inf Ali Murtopo. Hari ini, lanjut Dandim, Koramil Kopang dipimpin Danramil melaksanakan karya bhakti bersama masyarakat setempat membersihkan puing-puing rumah yang terkena angin puting beliung.
Selain itu, pihaknya juga langsung berkoordinasi dengan dinas terkait penanganan bencana alam.
“Alhamdulillah, anggota Koramil sudah di lokasi bersama anggota BPBD dan Dinas Sosial Kabupaten membantu korban puting beliung,” ujarnya.
Pria kelahiran Madura tersebut juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan memantau perkembangan cuaca mengingat kondisi cuaca bulan tidak menentu dan cenderung ekstrem.
“Khusus untuk pohon yang tinggi dan lebat batang dan runtingnya agar dirapikan atau ditebang untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” tutup Dandim.
Sedangkan Kades Montong Gamang H. Muhammad Amin memberikan apresiasi kepada Kodim Loteng dan dinas terkait atas kesigapannya membantu warga yang terkena musibah.
Dijelaskannya, warga korban angin puting beliung setelah dilakukan pengecekan bersama Babinsa, untuk sementra ada 28 KK yang terkena dan satu orang anak atas nama Najwa (6 tahun) luka luka dibagian kepalanya tertimpa runtuhan rumah dan langsung dievakuasi ke Puskesmas untuk mendapatkan perawatan medis. dan ini sudah dilaporkan ke Dinas Provinsi NTB.
“Dari lima dusun yang terkena, hanya Dusun Embung Karung 3 dan Dusun Gonjong yang paling parah, dan ini sudah dilaporkan kepada Dinas Provinsi,” sebut Kades.
Sampai hari ini, pihak BPBD, Dinas Sosial dan PMI sudah memberikan bantuan berupa tenda dan Sembako.
Sementara itu menurut Kalak BPBD NTB, Ahsanul Khalik, peristiwa yang berinterval antara 15 Oktober hingga 12 Desember 2019 tersebut, telah menelan 159 rumah dengan kriteria rusak berat, 225 dengan kriteria sedang dan 141 dengan kriteria ringan. Tak hanya itu, satu fasilitas umum dan 2 sekolah juga ikut menjadi korban.
“Data yang kami miliki hingga 12 Desember ini, 17 kali peristiwa tersebut 16 di antaranya angin puting beliung dan 1 peristiwa tanah longsor. Ada beberapa kerusakan yang ditimbulkan, mulai dari rumah, sekolah dan fasilitas umum, sementara belum ada korban jiwa, hanya ada yang luka-luka,” jelasnya.
Di Mataram, Sabtu, 14/12/2019) telah terjadi angin kencang yang mengakibatkan pohon-pohon bertumbangan. Beberapa rumah dan ruko mengalami kerusakan, beberapa rias jalan tidak bisa dilalui kendaraan. Sementara data yang dihimpun dari BPBD NTB, terdapat 6 orang korban luka-luka, dua di antaranya bayi dan yang lainnya dewasa. Para korban diketahui sudah mendapat perawatan medis, dan tim dari BPBD NTB sudah terjun ke lokasi.
Selain itu, satu situs bersejarah yakni Bale Kambang di Taman Mayura Kota Mataram ambruk diterjang hujan angin, Sabtu, 14 Desember 2019.
Bale Kambang di Taman Mayura menjadi destinasi wisata bersejarah. Sejak zaman penjajahan Belanda, tempat tersebut menjadi lokasi penyimpanan senjata dan mesiu.
Saat Belanda menyerang Lombok di bawah pimpinan Jenderal Van Der Ham sekitar abad 18 masehi, Bale Kambang atau Bale Kencana itu dijadikan gudang senjata.
Bale Kambang menjadi lokasi wisata karena di lokasi selain indah, dahulu juga merupakan sisa peninggalan Raja Anak Agung Made Karangasem dari Bali, saat menjajah Pulau Lombok. Dia kemudian mendirikan Taman Mayura sekitar tahun 1744 Masehi.