
Editorial Koranmerah.com
Pagi yang cerah di Dusun Keliwatanja Desa Terara, Sekelompok ibu-ibu datang ke balai Dusun setempat. Lengkap dengan masker, mereka, hari itu, Rabu tanggal 07 Januari 2021 akan menghadiri lounching Posyandu Keluarga dan Posynadu Balita di Dusun mereka.
Di Balai Dusun sudah ada Kepala Dusun dan juga Kepala Puskesmas Terara Kabupaten Lombok Timur, Nurhayati dan sejumlah tenaga kesehatan kecamatan.
Lounching diselenggerakan dengan sederhana lalu yang diselipi dengan penjelasan dan sosialiasi apa itu Posyandu Keluarga dan kaitannya dengan menjaga kesehatan terutama di tengah Pandemi Covid 19 yang masih mewabah.
” Posyandu Keluarga dan Posyandu Balita merupakan Program Unggulan Pemerintah Daerah Provinsi NTB di era kepemimpinan Zulkieflymansyah dan Ummi Rohmi. Hingga saat ini Pemerintah Daerah Provinsi NTB terus menggencarkan Posyandu Keluarga sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat NTB, serta menurunkan angka kematian Ibu dan Anak yang masih tinggi di NTB,” Kata Kepala Puskesmas Terara, Nurhayati.
Usai launching, Nurhayati meninjau kegiatan Posyandu, di Posyandu Keluarga yang diberi Nama ” Kembang Mendur ” dan Posyandu Balita diberi nama ” Miftahul Ilmi “. Nurhayati cukup puas dengan berbagai kegiatan di dua posyandu ini. pelayanan kesehatan dasar dan sosialiasi kesehatan sedang dilakukan.
Pemprov NTB sendiri menargetkan Posyandu Keluarga berbasis Dusun dalam tahun 2021 ini bisa mencapai 100 persen.
Dari 7.561 jumlah Posyandu se-NTB yang sudah menjadi Posyandu Keluarga itu sebanyak 4.100 lebih atau setidaknya 50 persen dari jumlah posyandu yang ada di NTB.
” Dan Insya Alloh dalam tahun 2021 ini kita targetkan bisa mencapai 100 persen,” kata Wagub NTB, Sitti Rohmi Djalilah dalam acara Bincang Gemilang di halaman Kantor Dinas Kominfotik Provinsi NTB, Jumat (11/6/2021).
Menurut Wagub, Revitalisasi Posyandu di NTB hadir sebagai pusat edukasi berbasis dusun yang dihajatkan untuk bisa mengatasi berbagai masalah kesehatan dan sosial, apatah lagi di tengah Pandemi saat ini. Posyandu Keluarga diharapkan mampu membimbing masyarakat untuk patuh dan taat terhadap protokoler covid 19 yang terus gencar disuarakan pemerintah.
Dengan penanganan berbasis dusun juga, diyakni Wagub penanganannya akan lebih tepat tepat sasaran karena lokus dan data-datanya jelas serta lebih komprehensif. Dengan begitu permasalahan-permasalahan itu bisa didata, diatasi dan diedukasi sebaik-baiknya.
Wagub juga mengapresiasi para Kades dan kader Posyandu se- NTB yang memiliki respon yang luar biasa cepat sehingga sampai saat ini pelaksanaan kegiatan Posyandu tetap berjalan dengan baik. Baginya tanpa Kader Posyandu, kerja-kerja Keposyanduan tidak bisa berfungsi dengan baik.
“Karena itu kita harapkan kader-kader kita di NTB untuk lebih bersemangat untuk bersama-sama untuk bagaimana tetap menggairahkan Posyandu Keluarga ini bisa menjadi Posyandu Berbasis Dusun,” Kata Wakil Gubernur Perempuan pertama ini.
Posyandu Keluarga Berikan Edukasi Tentang Penyakit Menular
Penyakit menular di Indonesia seperti Covid-19 misalnya, kerap kali disalah artilkan oleh masyarakat. Mengatasi penyakit menular sesunguhnya bagaimana terlebih dahulu sesegera mungkin menemukan kasus. Namun sebaliknya yang terjadi di masyarakat yakni berusaha menghindari untuk tidak menemukan kasus. Cara berpikir masyarakat seperti ini diakui sesuatu yang sulit untuk dirubah.
“Karena itu kita di NTB ini terus-menerus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Dan dengan begitu tindakan-tindakan promotif preventif yang cepat bisa dilakukan dengan baik. Posyandu berbasis keluarga merupakan salah satu solusi menangani masalah kesehatan di NTB, ” kata Wagub NTB, Rohmi Djalilah pada Pelatihan Peningkatan Kapasitas bagi Sub Recipient Program Eliminasi TB-GF ATM Principal Recipient Komnsorsium Komunitas PenaBulu –STP se Indonesia di Jayakarta Hotel, Senggigi.
Wagub menyatakan melalui Posyandu tidak saja persoalan kesehatan yang bisa diedukasi, namuin persoalan lain pun bisa disosialisasi seperti lingkungan, ketenagakerjaan, sosial kemasyarakatan dan lain sebagainya. Melalui Posyandu juga bisa dilakukan intervensi berbagai program dan kebijakan pemerintah daerah. Posyandu dihajatkan untuk dibentuk menjadi lebih Power full dan bisa menjadi center education berbasis dusun.
“Kalau ini bisa kita intervensi dengan baik dari Posyandu berbasis dusun akan lebih gampang untuk memotretnya, mengevaluasi dan memonitornya. Nah itu yang berusaha kami lakukan di NTB. Kita gerakkan Posyandu ini agar Posyandu ini juga menjadi pusat edukasi tidak hanya masalah kesehatan saja, tapi juga masalah-masalah sosial dan lainnya bisa diedukasi lewat Posyandu,” ujar Ummi Rohmi.
Tak Hanya Kesehatan, Posyandu Untuk Kesejahteraan Masyarakat
Selain itu, Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menyatakan bahwa program revitalisasi posyandu menjadi posyandu keluarga bukan sekedar melaksanakan kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Tetapi merupakan pusat pelayanan yang terintegrasi. Termasuk penangaban berbagai permasalahan kependudukan dan kesejahteraan keluarga.
Mulai dari penanganan masalah ibu dan anak dan Posbindu hingga Posyandu Lansia dan remaja/melinial, termasuk untuk percepatan pencapaian Program Kependudukan, KB, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dan Penanganan Stunting serta mendeteksi berbagai permasalahan sosial lainnya.
Lebih jauh, Umi Rohmi menjelaskan bahwa permasalahan yang bisa dideteksi di posyandu keluarga, tidak hanya soal kesehatan. Melainkan juga menjadi tempat bagi masyarakat untuk berkonsultasi dan mendapatkan edukasi tentang semua hal dimasyarakat.
Misalnya masalah lingkungan hidup, kata Umi Rohmi, maka menjadi tugas para kader posyandu untuk ikut secara intens mensosislisasikan dan menanamkan budaya hidup bersih dan sehat melalui program NTB bebas sampah (Zero Waste).
” Yakni membiasakan memilah sampah dari tingkat rumah tangga. Juga membangun mindset masyarakat, bahwa dengan memilih dan memilah sampah, kemudian sampah dapat dijual ke bank sampah untuk diolah menjadi berbagai produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomi, ” ujarnya.
Karena itu, pengelolaan Posyandu Keluarga kedepan dapat diintegrasikan dengan BumDes yang mengelola Bank Sampah. Sehingga Masyarakat dapat menggunakan sampah untuk datang konsultasi ke Posyandu. Atau dapat menabung di bank sampah, sebagian hasil dari tabungan warga dipergunakan untuk operasional bank sampah dan Posyandu, tegasnya.
Kader juga harus memahami setiap dusun memiliki permasalahan sosial yang berbeda. Permasalahan tentang bahaya narkoba, Trafiking atau perdagangan manusia untuk TKI atau TKW, menjaga hutan dan permasalahan lainnya.
Untuk dapat menjalankan peran tersebut, Wagub Umi Rohmi berjanji akan terus memperkuat kapasitas pengetahuan, keterampilan dan updating informasi melalui bentuk kegiatan penguatan kader baik melalui pendidikan dan pelatihan serta pemberian sertifikat keahlian maupun aspek organisasi dan pemenuhan fasilitas pelayanan yang dibutuhkannya.
Tekan Covid Berbasis Dusun