Mataram-Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak di Indonesia menimbulkan simpang siur informasi yang merebak di masyarakat. Terutama soal virus yang menjangkit ternak ini bisa juga menyerang manusia.
Salah seorang warga di Kabupaten Lombok Tengah, Bukran misalnya. Ia sementara waktu bahkan tidak makan daging untuk berjaga-jaga, khawatir dirinya terjangkit penyakit ini. Menurutnya penyakit ini sama dengan Covid-19 yang katanya berasal dari hewan kelelawar.
“ Ya khawatir saja, jangan-jangan sama. Nanti kita jadi zombie semua, atau badan kita melepuh seperti sapi itu,” katanya, Minggu, 01/12/2023.
Warga Desa Persiapan Jangkih Jawa, Praya Barat ini bahkan melakukan pembersihan berkala di sekitar rumahnya. Karena di pedesaan tempat ia tinggal, banyak peternak sapi, kerbau dan kambing. Khawatir penyakit itu tertiup angin dan menajalar ke manusia.
Apakah Penyakit PMK berpotensi Menular ke Manusia ?
Penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular. Penyakit ini menyerang semua hewan berkuku belah/genap, seperti sapi, kerbau, babi, kambing, domba termasuk juga hewan liar seperti gajah, rusa dan sebagainya. Virus dapat bertahan lama di lingkungan, dan bertahan hidup di tulang, kelenjar, susu serta produk susu.
PMK disebut juga sebagai air borne disease karena sangat kecilnya virus ini mampu menyebar cepat dengan bantuan angin sampai ratusan kilometer.
“Perlu saya tegaskan, PMK tidak menular ke manusia, karena bukan kategori zoonosis,” ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, drh Khairul Akbar, Senin (2/1/2023).
Khairul menjelaskan, berdasarkan data per tanggal 3 Desember 2022, Provinsi NTB mengarah ke nol kasus PMK. Dari 10 kabupaten/kota kata Khairul, hanya Kabupaten Dompu yang masih terdapat kasus PMK, mencapai 388 kasus.
“Dan hingga kini belum ada bukti bahwa PMK Menular kepada manusia,” ujar Khairul.
Hal itu juga ditegaskan Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakeswan NTB, drh. Muslih. Dia menjelaskan bahwa PMK hanya menyerang semua hewan berkuku belah atau genap. Selain sapi, kerbau, babi, kambing, domba termasuk juga hewan liar seperti rusa juga bisa terkena PMK.
Adapun ciri-ciri hewan yang terkena PMK itu yakni gejalanya demam, kemudian ada lepuh pada bibir dan rongga mulut seperti sariawan dan disertai dengan keluarnya air liur yang berlebihan serta adanya luka pada pangkal kuku.
“Kalau ada indikasi seperti itu, silakan lapor ke UPT terdekat atau Disnakeswan. Kalau kasus tertular ke manusia belum ada sampai saat ini,” tukasnya.
Hal serupa diungkapkan dr Rosyad Assalam, dokter umum Klinik Pratama Almahyra Bekasi. Dia menjelaskan bahwa virus PMK yang menjangkit hewan ternak tidak akan menular kepada manusia.
“Penyakit mulut dan kuku hewan ternak yaitu secara teoritis, Penyebab PMK adalah FMD virus (FMDV). Virus ini masuk dalam genus Aphthovirus dari family Picornaviridae, yang endemik di berbagai negara. Virus ini menyerang sapi, kambing, domba, dan hewan pemamah biak. Untuk menjadi penyakit yang menjangkiti manusia, virus harus melewati batas spesies, sehingga sulit untuk menular ke manusia,” jelasnya Selasa (3/1).
Namun demikian, Muslih menyarankan agar dalam mengkonsumsi daging, masyarakat harus menerapkan sterilisasi dengan membersihkan daging secara seksama.
“Daging harus dimasak hingga matang sebelum dikonsumsi, penyimpanan daging yang baik suhu freezer tanpa dicuci sebelum dimakan untuk mencegah perkembang biakan bakteri, kemudian jangan memakan bagian mulut, lidah, bagian terdekat di kuku sapi, dan pastikan hewan ternak sudah divaksin untuk mencegah PMK,” jelasnya.
Nah, agar terhindar dari berita hoaks, silakan kunjungi website https://kemkes.go.id atau bisa mengecek pada laman cekfakta.com dan tentunya juga di laman koranmerah.com.