Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan tegas melarang penggunaan karangan bunga, pelepasan lampion maupun balon udara pada saat acara seremonial. Upaya ini menjadi langkah nyata dalam mengurangi penggunaan jumlah sampah plastik menuju NTB zero waste.
“Karangan bunga ini sudah keluar surat edaran Gubernur, untuk di NTB ini sudah tidak boleh lagi kita menggunakan karangan bunga,” ungkap Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah usai melakukan Gebyar Pilah Sampah di Kantor Gubernur pekan lalu. seperti dilansir rri.co.id.
Menurutnya, sampah harus dikurangi terutama pada kegiatan-kegiatan seremonial, seperti penggunaan papan karangan bunga. Pasalnya, karangan bunga yang dikirm biasanya menggunakan stayrofoam, salah satu jenis sampah plastik yang sulit terurai.
“Karangan bunga itu kan stayrofoam, stayrofoam itu bagaimana caranya kita menguraikan itu bisa ratusan tahun baru terurai itu. Begitu ada berita duka, berita bahagia setelah itu musibah karena setelah itu sepanjang jalan karangan bunga itu mau dibawa kemana, itu sampah semua,” katanya.
Untuk mengurangi pemakaian sampah tidak mudah terurai, Pemprov NTB menyarankan menggunakan bunga hidup, pohon maupun buah-buahan. Dengan menggunakan bunga hidup maupun pohon bisa menjadi solusi dan bisa langsung ditanam dan lebih bermanfaat.
“Solusinya ganti dengan bunga hidup, ganti dengan pohon hidup, ganti dengan buah hidup,” tegas Wagub.
Terpisah, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB Dr. Baiq Mulianah mengaku sangat mendukung surat edaran larangan penggunaan karangan bunga pada acara seremonial. “Kita juga sangat setuju ya, memang sih ada usaha untuk orang lain tapi pasca penggunaannya kita juga bingung mau di apakan,” katanya.
“Apalgi kita juga sebulan lalu, UNU sudah mengkampanyekan bagaimana pentingnya mengurangi penggunaan mikroplastik, jadi pribadi dan UNU NTB mendukung,” imbuhnya.
Untuk memaksimalkan program tersebut, pemerintah diminta agar lebih massif lagi melakukan sosialisasi. Pasalnya, sampai saat ini masih ada beberapa OPD maupun instansi lainnya masih menggunakan karangan bunga pada acara-acara seremonial.
“Sosialisasi harus lebih massif lagi dan harus banyak pihak yang terlibat. Karena ini butuh waktu lama dan sampai saat ini juga masih ada kita lihat menggunakan karangan bunga. Dan pemerintah juga harus menyediakan alternative lain untuk mengganti kebiasaan ini,” harapnya.
Rektor UNU NTB berharap, kedepan program-program yang mendukung dalam pengurangan penggunaan sampah plastik bisa terus dimasifkan. Sehingga, program zero waste menuju NTB Gemilang terlaksana dengan baik.