Koresponden Koranmerah.com
Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) TIARA Lombok Tengah mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Perjalanan Air PDAM dari Hulu ke Hilir dengan Segala Tantangannya”. Acara yang berlangsung di Kuta Mandalika, Rabu 21 November 2024 ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk praktisi, konsultan, anggota Perumdam, serta perwakilan Pemerintah Daerah Lombok Tengah.
Direktur Utama Perumdam TIARA, Bambang Supratomo, menyampaikan bahwa pengelolaan air bersih di Lombok Tengah menghadapi dua tantangan utama.
Bambang menjelaskan bahwa penurunan debit air di sumber mata air menjadi salah satu masalah krusial.
“Penyebabnya adalah berkurangnya area pepohonan di sekitar sumber mata air. Kondisi ini berdampak langsung pada ketersediaan air baku,” katanya.
Sebagai solusi, Perumdam Tiara meluncurkan program Anak Asuh Pohon. Program ini bertujuan memastikan pohon yang ditanam di sekitar sumber air dapat tumbuh besar dan berfungsi sebagai penjaga keberlanjutan ekosistem. “Ini adalah langkah kecil dengan dampak besar untuk masa depan,” tambah Bambang.
Di sisi lain, tantangan di hilir mencakup tingginya tingkat kebocoran air selama proses distribusi ke pelanggan.
“Kebocoran ini disebabkan oleh pipa yang sudah tua dan membutuhkan penggantian. Sayangnya, biaya perbaikan ini sangat besar, sementara kemampuan pendanaan perusahaan saat ini masih terbatas,” jelasnya.
Bambang berharap melalui diskusi ini, berbagai pihak dapat memberikan masukan dan kontribusi untuk membantu Perumdam TIARA menghadapi tantangan yang ada.
Acara FGD ini menjadi ruang kolaborasi strategis bagi semua pihak yang peduli terhadap pengelolaan air bersih di Lombok Tengah.
“Dengan semangat kebersamaan, diharapkan solusi jangka panjang dapat dirumuskan demi keberlanjutan layanan air bersih bagi masyarakat,”pungkas Bambang.