Beranda Publik Politik Lombok Tengah Panen Raya, Bupati Pathul Klaim Surplus 120 Ribu Ton Beras

Lombok Tengah Panen Raya, Bupati Pathul Klaim Surplus 120 Ribu Ton Beras

0
BERBAGI
Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah mempertegas komitmennya terhadap ketahanan pangan nasional dengan menggelar panen raya padi di Desa Teruwai, Kecamatan Pujut, Senin, 7 April 2025.
Koresponden Koranmerah.com

Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah mempertegas komitmennya terhadap ketahanan pangan nasional dengan menggelar panen raya padi di Desa Teruwai, Kecamatan Pujut, Senin, 7 April 2025.
Adapun Kegiatan ini merupakan bagian dari Panen Raya Serentak di 14 provinsi, yang dipusatkan oleh pemerintah pusat di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat dan dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Di Lombok Tengah, panen dipusatkan di Kelompok Tani Embal Bau dan dihadiri oleh Gubernur NTB Lalu Iqbal, Bupati Lalu Pathul Bahri, Forkopimda, serta jajaran instansi vertikal dan teknis. Dalam kesempatan itu, Bupati Pathul menyerahkan bantuan langsung kepada petani sebagai bentuk dukungan terhadap upaya peningkatan produktivitas pertanian.
“Luas lahan baku sawah kita mencapai 52.469 hektare, dan sejak Januari hingga awal April, total panen sudah mencapai 42.867 hektare dengan produksi sebesar 237.460 ton,” kata Pathul dalam pidatonya.
Ia menyebutkan, target serapan gabah oleh Bulog hingga April berada di angka 61.000 ton. Adapun harga gabah yang saat ini mengalami kenaikan menjadi dorongan tersendiri bagi petani.
“Panen raya kali ini menjadi bukti bahwa kita mampu menyuplai kebutuhan beras, bahkan surplus hingga 120 ribu ton,” ujarnya.
Teknologi pertanian modern menjadi tulang punggung kegiatan panen tahun ini. Pemkab Lombok Tengah mengerahkan combine harvester dan rice transplanter untuk meningkatkan efisiensi proses tanam dan panen, sejalan dengan strategi mekanisasi pertanian yang terus didorong.
Khusus di Desa Teruwai, luas lahan padi mencapai 300 hektare dengan produktivitas tinggi, antara 9 hingga 9,5 ton gabah per hektare berdasarkan hasil ubinan.
“Kalau pun ada Gapoktan yang terdampak cuaca ekstrem, kita sudah lakukan antisipasi lewat fungsi penyuluh lapangan dan pengaturan jadwal tanam,” imbuh Pathul.
Koordinasi dengan Bulog dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis juga terus diperkuat untuk memastikan stabilitas harga dan serapan hasil tani. Beberapa hasil panen bahkan sudah dikirim ke luar daerah, termasuk ke Bali dan Pulau Jawa.
“Lombok Tengah layak disebut sebagai penyangga pangan nasional. Kita bukan hanya swasembada, tapi juga menjadi eksportir antarwilayah,” tegas Bupati.
Sebagai bagian dari inovasi, Pemkab juga mulai menguji varietas padi baru bernama Gamagora (Gajah Mada Gogorancah) di lahan seluas 25 hektare di Desa Pengembur, Kecamatan Pujut. Uji coba ini diharapkan mampu menghasilkan panen yang lebih tinggi dan tahan terhadap kondisi iklim ekstrem.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here