Koresponden Koranmerah.com
Komitmen memperkuat ekosistem halal di Nusa Tenggara Barat (NTB) terus ditunjukkan lewat pelaksanaan Sosialisasi Pariwisata Halal dan Diklat Juru Sembelih Halal (JULEHA) yang digelar selama tiga hari, Jumat hingga Ahad, 2–4 Mei 2025, di Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok.
Sebanyak 40 peserta dari unsur Rumah Pemotongan Hewan (RPH), Rumah Pemotongan Unggas (RPU), mahasiswa, dosen, dan masyarakat dari Lombok dan Sumbawa mengikuti kegiatan intensif ini, yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 18.00 WITA.
Acara ini dibuka oleh Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi NTB, Eva Dewiyani, yang menyampaikan apresiasi atas sinergi multipihak dalam membangun sistem halal daerah.
“Kami memberikan penghargaan tinggi atas inisiatif dan kolaborasi antara Poltekpar Lombok, LSH Hidayatullah, serta seluruh pemangku kepentingan dalam memperkuat ekosistem halal yang terintegrasi di NTB,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Poltekpar Lombok, Dr. Ali Muhtasom, menyatakan dukungannya terhadap langkah konkret menuju destinasi wisata halal.
“Sebagai institusi vokasi, kami punya peran strategis dalam mendorong praktik halal dalam layanan pariwisata. Melalui pelatihan ini, kami ingin membentuk SDM yang tidak hanya terampil tetapi juga memahami nilai-nilai halal secara menyeluruh,” jelasnya.
Pelatihan terbagi dua yakni sosialisasi pariwisata halal oleh tim Pusat Kajian Halal (PUSAKA) Poltekpar Lombok dan pelatihan teknis 10 materi SKKNI penyembelihan halal oleh tim Lembaga Sembelih Halal (LSH) Hidayatullah NTB, dengan pendampingan pemateri dari Jakarta. Peserta juga melakukan praktik langsung di RPHN Majeluk dan UD. Danis Gemel.
Sedangkan Muslehudin, M.Pd., pengurus LSH Hidayatullah NTB menyebut kompetensi juru sembelih harus dilandasi nilai-nilai etis dan spiritual.
“Ini bukan sekadar keterampilan memotong. Juleha adalah profesi yang menyatukan ilmu, etika, dan ibadah. Dan inilah yang kami tanamkan sejak awal pelatihan,” tuturnya.
















