Wakil Bupati Lombok Tengah, Dr. H.M. Nursiah, menjadi salah satu pembicara dalam Konferensi Pendidikan Indonesia (KPI) yang digelar di Auditorium Dinas Pendidikan DKI Jakarta pada 14–15 Mei 2025. Forum ini menghadirkan tokoh-tokoh nasional dan kepala daerah lintas provinsi yang membahas arah kebijakan dan praktik pendidikan di Indonesia.
Koresponden koranmerah.com’
Wakil Bupati Lombok Tengah, Dr. H.M. Nursiah, menjadi salah satu pembicara dalam Konferensi Pendidikan Indonesia (KPI) yang digelar di Auditorium Dinas Pendidikan DKI Jakarta pada 14–15 Mei 2025. Forum ini menghadirkan tokoh-tokoh nasional dan kepala daerah lintas provinsi yang membahas arah kebijakan dan praktik pendidikan di Indonesia.
Konferensi bertajuk “Mewujudkan Pendidikan untuk Semua” itu diselenggarakan oleh Lingkar Daerah Belajar dan dihadiri oleh sejumlah menteri, pejabat kedutaan besar, tokoh pendidikan, serta perwakilan dari berbagai daerah. Di antara para pembicara hadir Menteri Koordinator PMK Pratikno, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, Menteri Diktisaintek Brian Yullarto, Menteri Komunikasi Digital Meutya Hafid, serta Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Kepala daerah seperti Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution, dan Bupati Bantul Abdul Halim Muslih juga menyampaikan pengalaman daerah masing-masing dalam memperkuat sistem pendidikan.
Dr. Nursiah tampil membawakan paparan berjudul “Mewujudkan Pendidikan Inklusif: Kesempatan Belajar yang Setara bagi Semua Anak”. Dalam sesi tersebut, ia mengulas perjalanan panjang Lombok Tengah membangun sistem pendidikan inklusif sejak 2012, mulai dari aspek regulasi, pengorganisasian, hingga penguatan kapasitas tenaga pendidik dan penyediaan sarana.
“Sejak 2012, kami terus memperkuat ekosistem pendidikan inklusif melalui kerja sama strategis dengan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi di Jawa Timur. Kami fokus pada pengembangan SDM, teknologi pendukung, dan kemitraan yang berdampak,” kata Nursiah.
Mantan Sekretaris Daerah Lombok Tengah ini juga memaparkan sejumlah inovasi yang telah dijalankan, seperti Aplikasi Profil Belajar Siswa (PBS), Program Semua Anak Cerdas (SAC), Aplikasi Sistem Asesmen Literasi dan Numerasi (ASI ASLI), hingga rencana pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Inklusif dan optimalisasi Unit Layanan Disabilitas (ULD) Pendidikan.
“Berbagai tantangan tentu kami hadapi, tapi kolaborasi antarlembaga dan kepercayaan masyarakat menjadi kekuatan utama dalam membangun pendidikan inklusif yang berkelanjutan,” ujarnya.
Paparan Nursiah mendapat apresiasi dari perwakilan Kedutaan Besar Australia yang turut hadir dalam forum. Mereka menilai Lombok Tengah sebagai daerah dengan roadmap pendidikan inklusif yang konkret dan berdampak nyata, terutama bagi anak-anak berkebutuhan khusus (ABK).
Konferensi ini turut dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Lombok Tengah, perwakilan Bapperida, serta Tim Inovasi NTB yang mendampingi Wabup dalam forum nasional tersebut.