Sumbawa Barat, 16 November 2025 — Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) terus memantapkan diri dalam mendukung kebijakan nasional Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Salah satu penguatan dilakukan melalui Pelatihan Juru Sembelih Halal (Juleha) yang digelar pada 15–16 November 2025 sebagai langkah strategis memenuhi tiga sertifikasi keamanan pangan MBG, yaitu Sertifikat Laik Hygiene dan Sanitasi, Sertifikat Halal, serta Sertifikat Air Layak Pakai.
Pelatihan ini merupakan kerja sama antara LP3H Universitas Cordova KSB, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) KSB, serta LSH Hidayatullah NTB sebagai penyelenggara. Kegiatan berlangsung selama dua hari, memadukan materi teori, regulasi halal, hingga praktik penyembelihan sesuai standar syariat dan kesehatan hewan.
Hadir dalam pelatihan ini beberapa narasumber penting, antara lain Kabid Kesehatan Hewan dan Kesmavet KSB drh. Hikmatul Azmi, Ketua Lembaga Sembelih Halal Hidayatullah Jakarta Ust. Nanang Hanani, M.A., dan Wakil Rektor III Universitas Cordova KSB.
MBG Wajibkan 3 Sertifikasi Keamanan Pangan
Penyelenggaraan pelatihan ini menjadi jawaban atas tuntutan program MBG, yang mewajibkan seluruh dapur pelaksana memiliki tiga sertifikasi utama sebelum dapat menyediakan makanan bergizi bagi pelajar. Sertifikasi tersebut dirancang untuk memastikan keamanan, kualitas, higienitas, dan kehalalan pangan yang dikonsumsi anak-anak.
drh. Hikmatul Azmi menegaskan bahwa KSB harus bergerak cepat menyiapkan SDM dan fasilitas agar tidak tertinggal dalam implementasi program besar ini.
“Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mewajibkan setiap dapur memiliki tiga sertifikasi keamanan pangan: Laik Hygiene dan Sanitasi, Sertifikat Halal, dan Sertifikat Air Layak Pakai. Pelatihan Juru Sembelih Halal ini kami dorong agar KSB benar-benar siap memenuhi standar tersebut,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa penyembelihan yang sah secara syariat dan higienis akan mempermudah proses verifikasi keamanan pangan MBG.
“Jika penyembelihan dilakukan dengan benar dan memenuhi standar halal, maka dapur MBG otomatis lebih cepat memperoleh sertifikasi keamanan pangan. Ini jaminan bahwa makanan bergizi yang diberikan kepada anak-anak benar-benar aman, sehat, dan sesuai syariat,” tegasnya.
Peran Strategis Juleha untuk MBG
Ketua Lembaga Sembelih Halal Hidayatullah Jakarta, Ust. Nanang Hanani, M.A., menilai pelatihan ini bukan hanya peningkatan kompetensi, tetapi bagian dari struktur keamanan pangan MBG secara nasional.
“Kewajiban tiga sertifikasi MBG membuat penyedia pangan harus lebih disiplin. Juru sembelih halal adalah titik awal yang memastikan bahan baku daging sudah memenuhi standar halal sebelum masuk ke dapur MBG,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa halal dan higienitas bukan sekadar regulasi, melainkan berkaitan langsung dengan kualitas gizi anak.
“Sertifikat halal bukan sekadar label, tetapi bagian dari sistem keamanan pangan MBG. Ketika proses penyembelihan sah secara syariat dan higienis, maka kualitas gizi yang diterima anak-anak berada pada level terbaik,” tambahnya.
Dari sisi akademik, Universitas Cordova KSB turut mengambil peran dalam memperkuat literasi dan kompetensi halal masyarakat.
“Standar keamanan pangan MBG, hygiene & sanitasi, halal, dan air layak pakai , membutuhkan SDM yang benar-benar terlatih. Karena itu pelatihan ini sangat krusial untuk menyiapkan daerah menghadapi implementasi MBG,” pungkasnya.
Perkuat Ekosistem Halal Daerah
Pelatihan Juleha ke-2 di KSB ini diharapkan mampu memperbanyak tenaga penyembelih halal tersertifikasi dan memperkuat persiapan daerah dalam menyambut implementasi penuh program MBG.
Dengan sinergi pemerintah daerah, lembaga halal, perguruan tinggi, dan lembaga syariah, KSB menargetkan dapat mencapai standar keamanan pangan nasional secara menyeluruh.