Koresponden Koranmerah [Senin, 08/4]
Merosotnya minat baca di kalangan masyarakat saat ini menjadi ganjalan di pikiran seorang pemuda asal Desa Wajegeseng, Kopang, Lombok Tengah.
Abdul Hadinussobur namanya, pemuda ini patut dicontoh dalam memikirkan budaya baca bagi anak-anak dan masyarakat desanya. Ia melihat di desanya sangat minim anak dan pemuda, apalagi masyarakat yang menyediakan waktunya untuk membaca. Keadaan inilah yang membuat Hadi mendirikan Taman Baca Masyarakat (TBM) yang ia beri nama ” Sahabat Literasi”.
Berbekal Sarjana Pendidikan, Hadi berspekulasi untuk pulang kampung dan mengabdikan diri ditengah masyarakat. Tidak ada fikiran lain selain pengabdian kepada masyarakat. Ia berharap keberadaan TBM ini bisa memompa kesadaran masyarakat di desanya untuk membaca.
” Secara pribadi, Tujuan dibentuknya TBM Sahabat Literasi ini hanya untuk pengabdian kepada masyarakat dan secara umum, TBM kami ini untuk mengedukasi kan masyarakat Wajageseng bahwa membaca bukanlah milik orang yang duduk di sekolah dan bangku kuliah, akan tetapi untuk semua,” ungkap Hadi.
TBM Sahabat Literasi mempunyai konsep membaca untuk semua. Dimana Hadi menyebutkan semua masyarakat mempunyai hak yang sama dalam mendapatkan ilmu pengetahuan, bukan saja bagi kalangan kaum pelajar atau yang mengenyam bangku kuliah.
” Dengan konsep tersebut juga, konten buku yang kami sediakan di TBM ini juga beragam, saya sadar bahwa saya bukanlah sarjana pertanian, oleh sebab itu saya sediakan buku-buku atau majalah pertanian, saya yakin, saya tidak ahli dalam pemahaman mesin, maka saya sediakan buku atau majalah yang berkaitan dengan Tehnik mesin, begitu seterusnya,” jelas Hadi.
















