Koresponden Koranmerah.com
Praya, Lombok Tengah – Upaya menjaga keseimbangan antara pembangunan pariwisata dan kelestarian alam di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika terus digencarkan. PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) bersama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menanam pohon bakau di lahan seluas 47,8 hektare di Lot Mangrove The Mandalika, Minggu (14/9).
Penanaman ribuan bakau ini menjadi langkah konkret dalam merespons isu lingkungan, terutama emisi karbon dari aktivitas pariwisata dan olahraga otomotif yang berkembang di kawasan Mandalika.
“Dari seluruh besaran manajemen, memang ini masih cukup penting. Tapi ini akan bergerak dan berkembang. Namun yang paling pasti memang salah satu yang kita lakukan adalah keseimbangan antar komersialisasi dengan adanya penghijauan yang lebih konsisten,” ujar Direktur Operasi, Troy Reza Warokka.
Ia menegaskan, penanaman pohon bakau ini bukan sekadar seremoni, melainkan langkah jangka panjang untuk konservasi. “Yang paling penting adalah ini harus terus dicek, dikontrol. Jadi tidak hanya sekadar dilaksanakan hari ini tanpa ada fungsi kontrol, karena ini bukan hanya sebagai seremoni, tapi bagaimana acara hari ini harus menjadi pertumbuhan yang terus bertumbuh dan akan menjadi salah satu konservasi baru di Mandalika,” jelasnya.
Sementara itu, Dirut Injourney, Maya Watono menyebut selain Mandalika, program ini juga menjadi bagian dari target besar InJourney menanam 1 juta pohon pada 2025 di seluruh kawasan yang dikelola, mulai dari Nusa Dua, Sanur, hingga Golomori.
“Goal-nya adalah 1 juta pohon untuk seluruh satu grup. Transformasi yang kami lakukan tidak pernah dalam bentuk kosmetik ataupun citraan, tapi memang fundamental, memberikan dampak sustainable kepada masa depan,” tegasnya.
Lebih jauh, penghijauan disebut sudah menjadi elemen penting dalam master plan Mandalika. Artinya, pembangunan destinasi tidak hanya fokus pada infrastruktur komersial seperti sirkuit, tapi juga pada keseimbangan lingkungan.
“Ini adalah bagaimana cara kita merespon emisi gas karbon, ini kita konkret dilakukan hari ini dan ini diawasi. Legacy ini dimulai dari hari ini. Kita harus tunjukkan kepada publik bahwa kita melakukan sesuatu untuk alam, untuk Mandalika pastinya,” katanya.
Kawasan pesisir Mandalika, termasuk Pantai Tanjung Aan, diproyeksikan menjadi bagian penting dari program pelestarian lingkungan ini. Dengan adanya penanaman mangrove, ekosistem pesisir diharapkan tetap terjaga sekaligus memperkuat daya tarik pariwisata berkelanjutan.
“Master plan ini pasti memiliki elemen green. Ini untuk memastikan bahwa sustainability pariwisata ke depan bisa memberikan dampak pastinya untuk kesejahteraan masyarakat tapi juga kelestarian alam tetap terjaga,” pungkasnya.