Koresponden Koranmerah ( Selasa, 26/06)
Dalam rangka menyongsong momen kontestasi Pilkada Nusa Tenggara Barat (NTB) Tahun 2018, Prodi Sosiologi Universitas Mataram melaksanakan pengabdian pada Masyarakat yang dilaksanakan pada sabtu 23 Juni 2018 bertempat di Gedung Soebianto, Fisipol Universitas Mataram. Kegiatan yang bertema Smart Voters, Best Future dilaksanakan oleh Tim Dosen Prodi Sosiologi Unram dengan dihadiri 150 mahasiswa yang berstatus pemilih pemula.
Kegiatan ini menurut Anisa, selaku Tim Pelaksana Kegiatan Pengabdian Pada masyarakat Prodi Sosiologi, bertujuan untuk memberikan edukasi politik dalam rangka meningkatkan kesadaran politik di kalangan pemuda yang terkategori sebagai pemilih pemula untuk dapat memberikan hak suara dalam memilih calon kepala daerah NTB untuk 5 tahun ke depan.
” Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran politik dan meningkatkan stock of political knowledge untuk menciptakana Smart voters dan menyuarakan gerakan anti Golput serta mampu memproteksi diri dari berbagai pelanggaran Pemilu yang sering kali terjadi seperti praktek politik uang, penyebaran hoax dan eksploitasi isu SARA yang dapat mencederai even demokrasi.” tukas anisa.
Keberadaan pemilih pemula dalam kontestasi ini perlu mendapatkan perhatian, selain karena jumlahnya yang cukup signifikan, namun juga memiliki karakter perilaku memilih yang berbeda dengan tipologi pemilih lainnya.
Para pemilih pemula yang umumnya belum memiliki pengalaman memilih menurut Anisa memiliki potensi kerawanan seperti kecenderungan untuk apatis secara politik, berkecenderungan untuk golput, belum memiliki preferensi memilih yang matang, cenderung memiliki keberterimaan terhadap kampanye digital yang tinggi namun belum rasional dalam menyikapi isu secara substansial. Semua potensi kerawanan tersebut tidak terlepas masih terbatasnya stock of political knowledge di kalangan pemilih pemula.
Sementara itu menurut Dosen Sosiologi Unram Mataram, Dwi Setiawan Chaniago.,S.Sos. MA, dalam rangka meningkatkan stock of political knowledge pada pemilih pemula, maka dibekali kemampuan kognitif dan evaluatif dalam menentukan pilihan politik secara otonom dengan mempertimbangkan preferensi memilih berdasarkan indikator berupa kemampuan.
” Pertama mengevaluasi kontestan berdasarkan penguasaan atas persoalan yang dihadapi meliputi visi-misi, program dan fisibilitas program yang akan dilaksanakan jika terpilih.Kedua, mampu menelaah kapasitas personal kontestan yang meliputi intelektualitas, religiusitas, kapasitas kepemimpinan, dan integritas. Ketiga menilai kontestan berdasarkan kapabilitas politik.Seperti kemampuan menggerakkan sistem pemerintahan, menggalang dukungan partai politik,tokoh agama, tokoh masyarakat, dunia usaha dan akademisi.”terang Chaniago
BACA JUGA; Jarah Warga Asing Di Pantai Seger, Polres Loteng Bekuk 3 Maling Sepeda Motor