Gubernur NTB sekaligus tokoh agamais ulama, M. Zaenul Majdi menyatakan mulai tidak suka dengan sekelompok ulama yang selalu mengutip ayat ayat perang untuk menyambut Pilpres 2019. Padahal Indonesia bukanlah seperti di Palestina yang sedang berperang.
TGB menilai pengutipan ayat ayat perang menjelang pilpres dan pilkada tidak tepat, disebabkan karena rakyat Indonesia adalah satu bangsa yang tidak boleh dipecah belahkan oleh ego keagamaan yang justru merusak persaudaraan.
“ Selepas pilkada wacana yang dibangun sudah sangat mengkhawatirkan. Mengutip-ngutip ayat perang. Seakan akan 2019 ini kita akan perang badar, antara pandawa dan kurawa.ini kan anak bangsa. Pilihan saya sebagai anak bangsa mau diam atau bersuara, ya saya ambil pilihan bersuara.” Kata TGB.
Menurut TGB, sejumlah sikap yang tunjukkan oleh sebagaian ulama yang mengklaim paling didukung oleh umat sebagai bentuk pemecah belahan.
“ Saya pernah tinggal di mesir selama 7 tahun. Saya punya banyak informasi dan pengetahuan dari bacaan dari apa yang saya lihat tentang bagaiman suatu bangsa kalau sudah terpolarisasi.dan salah satu yang dijadikan alat polarisasi adalah sentimen keagamaan.”ujarnya
Menurut majdi, di Indonesia harusnya tidak boleh dilakukan polarisasi atas dasar sentiment agama. Ia nampaknya menyindir sejumlah ulama yang getol menyuarakan persatuan umat islam untuk mengalahkan jokowi pada pilres 2019 mendatang.
“Di Indonesia tidak boleh sentimen agama mempolarisasi kita, kalau ada sentiment keagamaan arahkan dia untuk memperkuat Indonesia.” ujar majdi.