Beranda Nasional Histeris, Emak Emak Paksa Ketemu Bupati Loteng. Ada Yang Meracau

Histeris, Emak Emak Paksa Ketemu Bupati Loteng. Ada Yang Meracau

1
BERBAGI
pedagang pasa renteng demo
pedagang pasar renteng saat berusaha masuk ke kantor bupati loteng untuk mencari bupati

Koresponden Koranmerah ( Jumat, 14/9)


Usai istigosah yang digelar di halaman Bupati Lombok Tengah hari ini, Jumat (14/9). Para pedagang, korban kebakaran pasar Renteng, Praya yang sebagian besar ibu ibu memaksakan diri untuk masuk ke dalam kantor bupati Lombok tengah. Tujuannya ialah mencari sang bupati.

Namun sayang, langkah mereka terhenti, karena penjagaan yang dilakukan oleh Polisi dan Pol PP Lombok Tengah. Mereka sempat ricuh karena memaksa untuk masuk mencari bupati Suhaili. FT.

Meluapkan kekesalan mereka yang merasa tidak tertangani dengan baik oleh Pemda Lombok Tengah, mereka berteriak. Ibu ibu ini menumpahkan suara hati mereka dengan menjerit histeris meminta pemda untuk melihat penderitaan mereka pasca kebakaran pasar Renteng.

Bahkan seorang warga mengamuk tak karuan. Terlihat ia dalam tekanan besar. Ia berteriak meracau.

“ Kantor bupati ini tanah saya, saya bebas masuk. Kenapa bupati tidak mau menerima kami. kami akan makan apa.” Ujar warga ini dengan ekspresi seperti orang stress.

Salah satu warga pedagang menyatakan pemerintah tidak peduli nasib mereka, karena sampai saat ini, pemerintah tidak serius memenuhi tuntutan mereka.

“ Tolong diperhatikan pak bupati bersama staf dan semua dewan. Tolong diperhatikan semua pejabat. kasian kami.” Teriak Fitriah.

Selain itu warga juga menolak untuk dipindahkan ke lokasi baru di eks PTP di Puyung dengan alasan akan butuh waktu lama untuk normal kembali seperti semua, terutama para pembeli yang akan berbelanja.

“ Kalau 3 bulan kami dipindahkan, kemudia kembali lagi ke pasar renteng, kapan bangkitnya kami.” Ujarnya.

Sebelumnya, pasar terbesar di Lombok Tengah, NTB yakni pasar Renteng terbakar pada akhir Juli lalu. Dua los pasar dengan jumlah pedagang 1719 menjadi korban dengan kerugian hampir Rp.1 Triliun. Hingga saat ini, warga yang terbelit hutang Bank belum berjualan lagi. Inilah yang membuat warga stress.

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here