Kabar dugaan penyimpangan program bantuan pertanian dari pemerintah mencuat ke permukaan. Bahkan salah satu media online memuat soal dugaan penyimpangan tersebut. Mulai bantuan berupa benih padi dan bantuan lainnya.
Beredar saat ini, bantuan itu terjadi di Kelompok Tani Tunas Harapan di Desa Jago, Kecamatan Praya. Sangkaannya, telah terjadi penyalahgunaan wewenang oleh ketua kelompok, dengan dalih setiap program dimintai uang dalam penebusan program.
Ketua Kelompok Tani Tunas Harapkan Desa Jago, H Wirahadi yang dikonfirmasi menegaskan. Bantuan selalu lebih kecil daripada area yang dimiliki, semua bantuan terbatat dan sastra bukti tanda terima, kalaupun dikatakan tidak produktif, pihaknya telah melakukan penyewaan handtraktor dan memiliki kas sekitar 7 juta. Sedangkan anggota kelompok ada 82 orang dari luas area 28 hektare.
“Itu berita hoax, dan kami siap beradu data,” tantangnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Loteng, L Iskandar menegaskan, sebenarnya tidak ada permasalahan yang begitu urgen. Pihaknya yang menerima laporan dengan berbagi isu, tudingan miring merupakan hal yang lumrah dan sangat bagus. Sebab ini merupakan koreksian ketika ada kekeliruan dan merupakan sebuah tantangan dalam berbuat.
Iskandar menambahkan, apabila kelompok tani sudah tidak produktif, tidak transparan dan lebih parah menyalah gunakan program, maka hal tersebut bisa saja berurusan dengan aparat penegak hukum.
“Kalau program disalah gunakan maka akan berurusan dengan aparat,” katanya.
Iskandar berjanji, dalam waktu dekat akan melaksanakan audit kepada kelompok tani yang sempat dilaporkan ke dinas, mengingat ini penting demi kebaikan bersama supaya tidak menjadi persoalan yang berlarut-larut. Ke depan pihaknya juga akan terus memaksimalkan peran Petugas Lapangan (PL) di setiap desa dan kelurahan, agar tidak adanya penyimpangan program yang di tuduhkan.
“Ini yang akan terus kami lakukan,” tegas Iskandar.
